Selasa, 23 Februari 2010

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, namun dengan semakin meningkatnya pembangunan di sektor industri semakin tinggi pula tingkat pencemaran udara. Pencemaran udara adalah adanya bahan kontaminasi di atmosfir karena ulah manusia (man made) (Mukono, 2000 dalam Arsip Blog Aryatama Rahardhiman, 2009). Masalah pencemaran udara terutama berkaitan dengan permasalahan perkotaan modern. Dewasa ini, boleh dikatakan bahwa tidak ada kota besar di dunia ini yang terhindar dari bahaya pencemaran udara.
Pencemaran udara selain menyebabkan penyakit pada manusia, seperti gangguan saluran pernafasan bahkan ke arah kanker juga mengancam secara langsung eksistensi tumbuhan dan hewan, maupun secara tidak langsung mengancam ekosistem dimana mereka hidup (Soedomo, 2001 dalam Arsip Blog Aryatama Rahardhiman, 2009 ). Beberapa unsur pencemar (pollutan) kembali kebumi melalui proses deposisi asam atau salju yang dapat menyebabkan sifat korosif pada bangunan, tanaman, hutan, disamping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah.
Sektor industri merupakan penyumbang pencemaran udara melalui bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga. Industri di Indonesia masih banyak yang menggunakan batu-bara sebagai salah satu sumber energi kegiatan di industri. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak kepada lingkungan yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga memberikan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Salah satu jenis sumber pollutan akibat dari pembakaran batu-bara adalah adanya sulfur dioksida dan nitrogen dioksida



Kedua jenis sumber pencemar tersebut dikeluarkan oleh instalasi pembangkit tenaga listrik dan industri berat bersama dengan gas bersuhu tinggi melalui cerobong asap. Waktu tinggal komponen sulfur dan nitrogen di atmosfir cukup panjang., sehingga transportasi atau pergerakan bahan tersebut oleh angin dapat mencapai ribuan kilometer. Setelah mengalami deposisi basah dan kering, gas SO2 dan NO2 akan mengalami transformasi kimia dan pengasaman. Berasal dari dua kejadian tersebut maka dapat ditimbulkan adanya hujan asam.
Hujan asam dapat berdampak negatif terhadap ekosistem peraian dan terestrial antara lain keasaman air bawah tanah, keasaman tanah dan air permukaan. Dampak yang diberikan dapat secara langsung memberikan perubahan terhadap lingkungan. Dengan adanya perubahan lingkungan, yaitu perubahan lingkungan menjadi suasana asam serta kejenuhan asam nitrat dan asam sulfat akan mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Efek atau gangguan kesehatan yang dituimbulkan dari menghirup pollutan tersebut adalah gangguan kinerja paru (Hunter BT, 2004 dalam Arsip Blog Aryatama Rahardhiman, 2009 ).
Dari permasalah diatas dapat diketahui bahwa hujan asam tidak hanya mengakibatkan dampak terhadap lingkungan namun juga kesehatan, maka selayaknya kita mengetahui akan pengertian, proses, penyebab, dampak, dan penanganan yang lebih jelas akan hujan asam. Oleh karena itu disusunlah makalah dengan judul ” Hujan Asam” ini.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Apa pengertian hujan asam ?
2. Mengapa hujan asam bisa terjadi?
3. Apa dampak dari hujan asam ?
4. Kapan terjadinya hujan asam ?
5. Dimana terjadinya hujan asam ?
6. Bagaimana cara mengatasi hujan asam ?


1.3 Tujuan

Adapun dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui lebih dalam dan apa-apa yang kurang diketahui tentang musibah lingkungan yakni hujan asam agar kedepannya tidak mengalami kekeliruan dalam pelaksanannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar